HEADLINE NEWS

Mendata BLT harus De Joure & Defakto agar Tepat Sasaran

By On Jumat, Mei 22, 2020

OPINI

Oleh
Baldi Pramana, SH. MK.n

Wabah penyakit seperti virus corona disease 19 bukanlah kejadian baru di bumi  ini. Dalam catatan sejarah peradaban dunia, pandemi seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Bumi pernah mengalami epidemi pada tingkat yang paling dahsyat, namun tidak dengan tingkat efect sebesar saat ini. Wabah covid 19 memukul semua sektor ekonomi, PHK besar-besaran di berbagai sub sektor usaha, baik industri atau manufaktur, sektor perkebunan dan pertanian membuat petani menderita dikarenakan harga dan hasil panen anjlok. Atas dasar wabah covid 19 berdampak sistemik bagi semua kehidupan Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan untuk meringankan beban warga dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai BLT. 

Payung hukum BLT terdampak Covid 19 merujuk pada Peraturan Menteri Desa (Nagari) dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permendes PDTT) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, ini menjadi dasar juridis dan implementatif Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut.

Pemerintah menyebutkan siap mengucurkan dana senilai Rp 22,4 triliun untuk 12.487.646 kartu keluarga miskin. Besaran dana ini sesuai arahan Presiden, yaitu 31 persen dari total Dana Desa 2020, Rp 72 triliun. Yang menjadi target atau sasaran penerima BLT paling utama keluarga miskin non Program Keluarga Harapan (PKH) atau masyarakat yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Selain itu, BLT juga akan diberikan pada keluarga yang belum mendapatkan manfaat Kartu Prakerja, kehilangan mata pencaharian, belum terdata bantuan pemerintah dan mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis. 

Yang menjadi pertanyaannya bagaimana mekanisme pendataan, penetapan dan penyaluran program BLT Dana Desa (Nagari) sehingga  tertunda-tunda, dibeberapa daerah data penerima  sangkarut marut dan menuai protes. Bahwa mekanisme pendataan BLT Dana Desa (Nagari) dilakukan oleh Relawan Covid-19/petugas nagari. Mereka bertugas pada lingkup RT/Jorong untuk mengumpulkan kartu keluarga, setelah data terkumpul,  hasilnya dimusyawarahkan dengan Bamus nagari dalam agenda khusus atau musyawarah insidentil dengan agenda, yaitu validasi dan finalisasi data. 

Setelah dilakukan validasi dan finalisasi pendataan BLT Dana Desa (Nagari) selanjutnya ditandatagani oleh Wali Nagari, dari hasil verifikasi dokumen tersebut  dilaporkan kepada Bupati  melalui Camat. Permasalah baru timbul dan akan mengundang klaim warga ketika BLT yang akan di salurkan Pemda kepada sasaran  tidak valid, artinya warga banyak yang mengeluh disebabkan data calon penerima BLT banyak over lapping, warga yang meninggal dunia masih tercantum, keluarga secara status sosial belum layak untuk mendapatkan dan lain-lain. Atas dasar permasalahan pendataan, penulis mencoba mengurai akar problematika pendataan BLT Dana Desa (Nagari) sehingga tertunda oleh beberapa faktor.

Pertama, karena sistem informasi administrasi keluarga miskin/pra sejahtera / kependudukan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil/ Pemnag/ Dinsos) dan Kementerian Dalam Negeri (Direktorat Jendral Administrasi Kependudukan) Kementrian Sosial/ Kemendes PDTT)  belum dapat diandalkan/ tersedia, jikapun tersedia dari segi cakupan, kemutahiran dan akurasi sangat jauh dari kondisi real, maka jangan heran apabila banyak data perima PKH, BPNT, E- warung hingga kartu prakerja masuk dalam daftar penerima BLT. 

Kedua, perlunya dianut sistem pendataan keluarga miskin/prasejahtera berkelanjutan  (continuous register or list), dalam undang-undang harus ada pasal yang mengatur tentang pendataan dan status sosial warga sebagai hak dasar mendapatkan jaminan bernegara. Andai data ini ada sistem pendataan ini diharapkan menjamin akurasi dan ketersedian data, karena pendaftaran keluarga miskin/ prasejahtera tidak selalu dimulai dari data mentah, namun hanya melanjutkan dari data yang telah ada. Jika tidak di pastikan kejadian yang sama akan terulang pada kesempatan yang lain. 

Ketiga, untuk melaksanakan tugas pemutakhiran data keluarga miskin sebagaimana dengan sistem pendataan diatas, pemberian tugas dan kewenangan penuh Pemda kabupaten beserta aparatnya, dalam hal in Nagari sebagai ujung tombak untuk melakukan pemutakhiran data keluarga miskin/pra sejahtera setiap tahun berdasarkan sistem informasi data sebelumnya. 

Keempat, tersedianya anggaran dalam jumlah dan waktu yang ditentukan, sebab persoalan keluarga miskin/prasejahtera sangat rumit. Salah satu sebab masalah kurang akuratnya data keluarga miskin/prasejahtera adalah oleh  keterbatasan dana melakukan pemutakhiran data keluarga miskin/prasejahtera. Untuk itu selain ketersedian dana dan waktu, Undang-undang tentang keluarga miskin/ prasejahtera perlu juga mengamanatkan definisi siapa keluarga miski/ prasejahtera sehingga ada jaminan untuk tersedianya data yang akurat. 

Kelima, partisipasi warga dalam mengkoreksi data penerima BLT berkelanjutan pada papan pengumuman di kantor Wali Nagari sehingga ada kroscek data termutakhir. Akurasi data di antaranya ditentukan oleh respons berupa masukan dan tanggapan dari masyarakat nagari, data di akses sebagai keterbukaan informasi publik. Data di umumkan bisa juga sebagai data sementara penerima BLT jika ada tanggapan dan masukan dari warga maka tugas nagari guna meneksekusi pencoretan setelah ada verifikasi di lapangan.

Sekarang, keadaan ini sudah berjalan selama tiga bulan, warga  berada dalam penantian, resah dan banyak yang prustasi dengan pertanyaan kapan virus covid 19 ini berakhir, mereka berharap ada bantuan langsung tunai dari pemerintah agar asap dapurnya tetap ngebul. Keadaan ini sudah lama, sebagai respon cepat turunkan saja   data hasil pemutahiran penerima BLT terkahir dari nagari, dengan catatan data tersebut oleh petugas nagari/relawan covid 19 wajib di kroscek dan disandingkan ulang dengan data lain sebagaiman aturan teknis dimana ada skala prioritas artinya mereka  mendata keluarga miskin/prasejahtera,  keluarga yang belum mendapatkan manfaat Kartu Prakerja, kehilangan mata pencaharian, belum terdata bantuan pemerintah dan mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis. 

Petugas  secara dejure dan de fakto memastikan jika baik secara hukum/aturan/petunjuk teknis/sop pemberian BLT keluarga itu layak, begitu juga secara de fakto (verifikasi faktual) bahwa mereka juga layak mendapatkan BLT, meski anggaran untuk itu terbatas dan tidak semua keluarga bisa tercover tetapi ada skala prioritas. (Penulis : Pemerhati masalah Sosial, Politik, Hukum dan Bisnis Kabupaten Pasaman Barat)

Tak Ingin Sampah Membawa Wabah Penyakit, Warga Pasbar Ini Bergotongroyong

By On Minggu, Mei 17, 2020

Bersihkan Sampah Jaga Lingkungan Tetap Sehat
Pasaman Barat, prodeteksi.com- Berkaitan dengan banyaknya sampah bertebaran di sepanjang pinggir jalan dari Komplek Nuansa Ventura lingkungan Kampus Yaptip Pasaman Barat (Pasbar) menuju Pasar Simpang Ampek, yang berlangsung tahunan, membuat warga kembali bergotong royong membersihkannya, walau tak terelakkan dari aroma tak sedap dan menjijikkan serta menggangu pengguna jalan 

Tanpa menunggu perhatian Pemerintah Kenagarian Lingkung Aua dan juga Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pasbar, yang konon diharapkan turun tangan melalui petugas kebersihan. Namun, dengan spontan setelah diberitakan prodeteksi.com, Sabtu (16/5), dengan judul “Sampah Pasar Simpang Ampek Bertebaran, Pihak Nagari atau BLH Diharap 'Tidak Tutup Mata', maka hari ini, Minggu (17/5) sejumlah warga dengan sukarela turun ke lapangan melakukan pembersihan terhadao sampah berserakan karena dibuang warga tidak pada tempatnya.

“Benar, hari ini warga disini melakukan pembersihan sampah yang bertebaran, secara spontan dan satu persatu warga berdatangan karena prihatin dengan kondisi jalan yang berkubang sampah, “ kata Rommy Chandra, salah seorang tokoh masyarakat yang ikut bersama dalam kegiatan tersebut.

Dikatakan, puluhan warga yang bergotong royong tersebut melakukan  pembersihan di sekitar 300 meter panjang jalan yang bersampah. Sebab, di sekitar lokasi ini sudah dijadikan warga bagai tempat pembuangan akhir sampah. Ini pun telah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada solusi atau kebijakan dari instansi terkait untuk antisipasi sampah tidak bertebaran sembarang tempat.

“Alhamdulilah setelah dikoordinasikan dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup Pasbar, akhirnya mobil pembuang sampah dari BLH datang yang dikenadarai Izul. Sehingga dapat membantu kami untuk mengevakuasi sampah - sampah yang telah terkumpul sebelumnya, “ Sebut Rommy.

Harapan warga komplek perumahan Nuansa Ventura adalah agar warga tidak membuang sampah lagi sembarang tempat. Sehingga mereka pun membuat himbauan pada masyarakat. Selain itu jelas Rommy, menjadi harapan warga agar jika ada petugas kebersihan untuk kiranya senantiasa menjaga lingkungan tetap bersih dan bebas sampah. 

PIhak BLH juga diharapkan mencari solusi dengan membuat Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA), yang dapat menampung sampah. Sebab, jika dibuang di jalan umum, dampaknya sangat merugikan masyarakat. Tidak saja pemandangan yang mengganggu, namun bisa berdampak membawa wabah penyakit, seperti DBD dan bisa mendatangkan virus, selain juga dapat menebar aroma busuk dan mengganggu pemakai jalan.

Kegiatan Goro tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Pasbar, Endra Yama, Kadis Kominfo, Edi  Murdani, Camat Pasaman, Andre Afandi  dan warga komplek perumahan yang peduli lingkungan sekitar. ***zein/irtz

Sampah Pasar Simpang Ampek Bertebaran, Pihak Nagari atau BLH Diharap 'Tidak Tutup Mata'

By On Sabtu, Mei 16, 2020


Sampah Pasar Simpang Ampek Bertebaran Di Sepanjang Jalan
Pasbar, prodeteksi.com- Beberapa waktu terakhir ini, kondisi pasar Simpang Ampek Pasaman Barat, nampak kurang terawat dari segi kebersihan. Mungkinkah hal ini karena pengelola tidak lagi menjalankan tugas atau kurang peduli terhadap kebersihan, sebab sebagian lokasi pasar nampak bersampah dan terajdi cemaran lingkungan.

Padahal semestinya, sampah pasar dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Malah  justru terlihat sampah bertebaran di sepanjang pinggiran jalan dan ditengah jalan aspal dari Perumahan Nuansa Ventura ataupun Komplek lingkungan kampus Yaptip Pasbar menuju Pasar tersebut.

Para pengendara mobil dan motor serta masyarakat sekitar, terlihat merasa jijik dengan pemandangan sampah, yang mesti mereka lihat sepanjang hari, baik saat akan berbelanja, melintasi jalan ataupun pulang berbelanja dari pasar.

Kepada media ini pada Sabtu (16/5), mereka berharap ada tindakan dari aparat pemerintah, BLH, ataupun pemerintah nagari Lingkuang Aua. Masyarakat sekitar, juga takut akan adanya wabah DBD, jika sampah semakin banyak bertumpuk di sepanjang jalan lingkungan perumahan mereka. 

Menurut warga, hendaknya jangan sampai pemerintah setempat, seakan tutup mata terhadap persoalan ini. Sebab, pemandangan sampah yang bertebaran di sepanjang jalan tersebut, sudah sering mereka lihat sejak lama bahkan sudah bertahun -tahun.

"Saya dan istri pernah terjatuh dari motor saat terlindas sampah makanan dalam plastik ketika pulang dari pasar. Kami berharap pemerintah nagari ataupun BLH Pasbar, tidak diam saja terhadap persoalan sampah, yang pastinya berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar", ujar Andi (42) warga Katimaha.

Lanjutnya, apalagi, masalah sampah yang bertebaran di sepanjang jalan ini, sudah berlangsung selama bertahun - tahun. Sudah seharusnya pemerintah nagari dan dinas terkait, turun tangan jangan tutup mata terhadap persolan ini", tambah Andi. (Zein/iz)

Terdampak Covid-19, Warga Domisili Simpang Ampek Terancam tak Mampu Lagi Beli Beras

By On Sabtu, Mei 16, 2020

Tak Mendapat Bantuan Terdampak Covid-19, Warga Domisili Simpang Ampek Resah
Pasbar, prodeteksi.com----Banyak para pedagang dan pekerja swasta dalam berbagai bidang usaha di Simpang Ampek Pasaman Barat, yang berasal dari luar daerah, kehidupannya sangat memiriskan hati. Betapa tidak, akibat terdampak wabah covid-19 mereka ada yang diberhentikan bekerja dan bagi yang masih bekerja penghasilan tak lagi mencukupi untuk pangan 

Bahkan informasi yang diperoleh, mereka telah kesulitan uang untuk beli beras. Kepada media ini Sabtu (16/5), mereka mengungkapkan bahwa, sejak adanya pandemi global covid- 19, pendapatan mereka sangat menurun drastis. Namun parahnya, mereka belum terdata untuk penrima bantuan sosial dari pemerintah.Padahal mereka telah terdaftar sebagai penduduk Pasaman Barat. 

Apalagi semenjak PSBB di terapkan, yang dibarengi dengan himbauan di rumah saja, otomatis penghasilan para pedagang merosot tajam. Sedangkan salah seorang karyawan marketing Doni (32), juga merasa sangat terdampak.

Pria yang berasal dari daerah Palembang ini, sudah 2 bulan diliburkan perusahaan, karena stock barang dari luar negeri distop masuk ke Indonesia. Sementara dirinya juga tak bisa pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga.

"Saat ini saya tak lagi punya uang buat beli beras dan bertahan hidup. Mau pulang kampung juga tak bisa, saya merasa sangat putus asa. Saya berharap pemkab Pasbar, juga punya kepedulian terhadap kami yang berdomisili dan bekerja di daerah ini", ujar Doni dengan nada sedih.

Warga pusat kota Simpang Ampek Pasbar, yang kebanyakan adalah para pedagang dan pekerja swasta, umumnya berasal dari luar kabupaten ini. Diantaranya ada yang berasal dari Kota Bukittinggi, Pariaman, Pasaman dan bahkan, juga banyak yang berasal dari luar propinsi Sumatera Barat.

Dengan adanya larangan mudik dan pulang kampung selama PSBB, sedangkan warga domisili tersebut tetap butuh biaya untuk bertahan hidup. Tentunya persoalan ini, jadi perhatian serius, yang mesti dicarikan solusi oleh pemkab Pasbar dalam hal ini. (Zein/iz)

Erwin Yunaz:  Kasus Positif Covid-19,  Payakumbuh  Bertambah , Masyarakat Diminta Tetap Waspada

By On Kamis, Mei 14, 2020

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh

Payakumbuh, prodeteksi.com - Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh Wawako H. Erwin Yunaz SE,MM, beserta jajaran Gugus Tugas lainnya kembali mengumumkan adanya penambahan kasus positif Covid 19 di Payakumbuh melalui video conference bersama awak media, Kamis (14/5) dikantor Balai Kota. 

"Hari ini bertambah satu orang warga payakumbuh positif covid 19, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel Swab dari Laboratorium Kedokteran UNAND," kata Wawako 

Dikonfirmasi, Satu orang yang positif tersebut inisial "DP" (45th) Perempuan, Alamat Kelurahan Padang Tangah Payobadar Kec.Payakumbuh Timur, yang kesehariannya berjualan barang harian.

"Trakingnya masih satu klaster dengan yang lama, dari M , dengan bertambahnya satu kasus positif covid 19 hari ini, maka Payakumbuh tercatat sudah 13 orang positif Covid 19," terang bakhrizal

Kadinkes dr.Bahkrizal menyampaikan  "DP" (45 th) hari ini akan kita kirim ke Kota Padang untuk pengobatan lebih lanjut.

Wawako Erwin Yunaz menghimbau kepada semua masyarakat Payakumbuh untuk tetap waspada "Stay At Home", tetap jaga kebersihan, rajin cuci tangan dan pakai masker serta terapkan Phisical Distancing jaga jarak.

Inshaallah, dan kita berdoa kepada Allah SWT agar wabah yang telah menjadi musibah ini segera berakhir. tutup Erwin (shand)

Hikmah di Tengah Wabah Covid-19,  Ego Petinggi Limapuluh Kota Mencair ?

By On Kamis, Mei 14, 2020


Bupati Limapuluh Kota
Limapuluh Kota, prodeteksi.com-- Miss komunikasi antara Bupati Limapuluh Kota dan Wakil Bup, Ferizal Ridwan dan Ketua DPRD, Deni Asra, berselang tiga hari lalu, agaknya mencair.

Pasalnya, terekam dari diumumkan Jumlah positif corona di Limapuluh Kota naik jadi 8 kasus, per Kamis (14/05/2020). membuat ego tiga penguasa Luak Bungsu tersebut terlihat mencair.

Seperti dikutip inikata.id, "Wabup Limapuluh Kota Ferizal Ridwan mengaku, sudah melapor ke Ketua Gugus Tugas Limapuluh Kota Irfendi Arbi. 

Sementara, Ketua DPRD Limapuluh Kota, Deni Asra bersama jajaran telah agendakan pemanggilan terhadap bupati selaku Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid 19, guna dimintakan tanggapan serta solusi bersama jalan keluar bebaskan masyarakat dari kepanikan serta rasa takut merebaknya wabah virus corona disease 2019 di seantero jagad ini.

"Saran kami, harusnya Ketua Gugus segera rapat dengan seluruh Forkompimda dan membuat rencana aksi dan mitigasi, Kita harus segera lakukan tracking dan tracking," sebut Ferizal.

Juru bicara Satgas Covid 19 Sumatera Barat, Jasman Rizal, dalam siaran persnya sebutkan, " Di Sumbar, positif corona menjadi 371 orang. "Ada dua tambahan kasus di Limapuluh Kota," 

Kedua tambahan kasus hari ini di Limapuluh Kota, merupakan hasil swab dari bahan yang dikirim sebelumnya.

Sementara, Dr. dr. Andani Eka Putra, MSC, Kepala Labor Biomedika RS Unand,  semakin banyak didapat hasil positif oleh Swab, artinya semakin berhasil melakukan antisipasi.

"Intinya adalah, perbanyak swab, agar memudahkan dalam penanganan covid-19," sebut dr Andani, seperti yang disampaikan Jasman Rizal.

Disebut Andani, hasil ini memberikan dua indikasi. Yakni pemutusan rantai telah berjalan sesuai alur, yg ditandai dengan banyaknya ODP dan OTG positif.

Kemudian, penyebaran virus cukup cepat di populasi. "Dimana-mana untuk tracking dilakukan kepada orang yang pernah kontak dengan pasien, minimal seminggu sebelumnya," jelas dia.

Jika ada 1 orang positif, diharapkan minimal 100 orang di swab. "Harus segera dilakukan swab sebanyak-banyaknya," simpul dr Andani. (SN)

Seorang Member Berulah, Admin Arisan Maret Online Bakal Melapor ?

By On Kamis, Mei 14, 2020


Medan, prodeteksi.com----Seorang wanita muda berinisial “LAPT” asal Cirebon, diduga lari dari tanggung jawabnya sebagai member Arisan Maret Online. Sebab, setelah menarik dana Arisan sekitar Rp. 10 Juta, lalu yang bersangkutan kabur, tidak menunaikan kewajibannya.

"Habis narik arisan terus ia menghilang, ndak mau bayar. Sudah menerima dana kurang lebih Rp.10 juta. Akan tetapi keberadaannya tidak diketahui, walau admin sudah berulang kali kontak melalu telepon tapi tidak pernah direspon, “ kata pihak Admin Arisan Maret Online, Retno dan Nisa, admin dari Medan Sumatera Utara, belum lama ini.

Dikatakan, Arisan Maret Online yang didirikan sejak Maret 2020, beranggotakan 52 member. Ini merupakan kasus kedua, namun kasus pertama dapat diselesaikan dengan cara cicilan.

Disebutkan, sejak  11 Mei 2020,  “LAPT” sampai saat ini, walau pihak admin sudah berulang kali kontak melalu telepon tapi tidak pernah direspon. 

“Dalam hal ini kami meminta itikad baik dari yang bersangkutan untuk menyelesaikan secepatnya sebelum pihak admin arisan membawa ini ke jalur hukum, kata Nisa  salah seorang admin, yang juga dibenarkan orangtuanya,” AT” lewat pesan WhatsAPP, Rabu (13/5/2020).

Akhir-akhir ini jelas “AT”, memang marak arisan online yang dikelabui oleh ulah member yang hanya baik di awal saja. Namun ketika haknya sudah didapat, lalu kewajibannya tidak dilaksanakan, “ujarnya, menyambung keluhan Retno,salah seorang admin Arisan Maret Online.

Modusnya setelah terima dana arisan, lalu yang bersangkutan menghilang tak bisa dihubungi atau banyak alasan kalau ditagih. Artinya tidak menunjukkan iktikad baik karena lepas dari tanggung jawab.

Ditegaskan admin, jika dalam bebertapa waktu ini tidak juga ada itikat baik dari 

“LAPT” maka pihak admin akan melapor pada pihak berwajib untuk diperoses secara hukum, karena anggota arisan online ini merasa dirugikan. ***i

Ketua DPRD Sumbar Peduli Kampung Halaman, Serahkan Bantuan APD di Latina

By On Rabu, Mei 13, 2020

Ketua DPRD Provinsi Sumbar Serahkan Bantuan APD dan Disinfektan

Payakumbuh, prodeteksi.com-- Kepedulian Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi, berupaya memutus mata rantai covid-19 di Daerah Pemilihannya, dibuktikan berikan bantuan Disinfektan, tank dan masker untuk kecamatan Lamposi Tigo Nagori (Latina). Bantuan ini langsung diterima Camat Latina David Bachri, selasa (12/5) di kecamatan setempat.

Kehadiran Ketua DPRD Provinsi Sumbar sekaligus pengurus DPD Gerindra ini didampingi oleh Mawi Etek Arianto Salah seorang anggota DPRD Kota Payakumbuh.

Menurut Mawi Etek Arianto yang di temui wartawan di kediamannya, kedatangan Supardi Ketua DPRD Provinsi Sumbar untuk memberikan bantuan alat penyemprotan sekaligus cairan disinfektan dan masker.

“Alhamdulillah, hari ini Bapak Supardi datang memberikan bantuan berupa alat penyemprot beserta cairan Disinfektan dan masker buat Kecamatan Latina,” ujar Mawi.

Mawi menambahkan, sebanyak 13 alat penyemprotan digunakan untuk 6 Kelurahan dan 1 Puskesmas. Dimana masing masing Kelurahan mendapat 2 alat penyemprot di tambah dengan cairan Disinfektan,” Imbuh Mawi.

Sementara Camat Latina Payakumbuh, David Bachri menyampaikan dengan adanya bantuan ini mengucapkan terimakasihnya kepada Bapak Supardi dan Bapak Mawi Etek Arianto.

”Atas nama pemerintah kecamatan dan pemerintah kelurahan sekaligus masyarakat lamposi tigo nagori mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Supardi Ketua DPRD Provinsi Sumbar yang telah berkenan meninjau Posko Kecamatan Latina. Sekaligus menyerahkan bantuan dalam upaya penanganan covid19 di Kecamatan Latina,” pungkas David. (shand)

Bansos Kemensos Mulai Didistribusikan,, DPRD Payakumbuh Dorong Walikota Siapkan Penerima Dari APBD Kota

By On Rabu, Mei 13, 2020

Pansus II DPRD Kota Payakumbuh
Payakumbuh, prodeteksi.com-- Panitia Khusus (Pansus) Percepatan penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh yang berfokus kepada dampak sosial dan ekonomi (Pansus II DPRD Kota Payakumbuh) telah rapat bersama dinas sosial di Kantor DPRD, Selasa (12/5).

Hadir Ketua Pansus II Yendri Bodra Dt. Parmato Alam bersama Wakil Ketua Pansus II Edward D.F, Sekretaris Yernita, didampingi Koordinator sekaligus Koordinator Pansus II Armen Faindal yang sekaligus Wakil Ketua DPRD serta anggota lainnya seperti Zainir, dan Ahmad Ridha, kecuali Fraksi PKS Nasrul yang tak hadir membahas pendistribusian Bantuan Sosial (Bansos) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersama Kadis Sosial Idris dan jajarannya.

"Setelah rapat dengan dinas sosial, hari ini telah mulai didistribusikan Bansos Kemensos dan BLT Provinsi untuk 12.000 KK terdampak Covid-19 di Payakumbuh," kata YB Dt. Parmato Alam.

Sebanyak 12.000 KK menerima uang tunai sebesar Rp. 600.000 perbulan selama 3 bulan lewat pos, sedangkan kalau lewat bank masuk ke rekening penerima bantuan.

Dikatakan, hari Jumat (15/5) depan, seluruhnya nanti sudah selesai di distribusikan. Hari ini sudah didistribusikan oleh Kemensos RI dan Pemprov Sumbar, itu sudah termasuk PKH, penerima bantuan sembako dan BDT serta non BDT yang didistribusikan atas data dari dinas sosial, yaitu sebanyak 12.000 KK.

Pansus II dibentuk untuk mendorong dan mendukung penanganan Covid-19, dan rencananya besok Rabu (13/5), akan rapat dengan OPD terkait untuk mensinkronkan data yang akan diintervensi APBD Kota Payakumbuh lebih kurang 10 miliar rupiah.

"data ini disandingkan dengan data provinsi dan pusat, sebelum lebaran batuan BLT dari APBD harusnya sudah bisa sampai ke masyarakat," ungkap Dt. Parmato Alam.

Meski masih fluktuatif, diharapkan ada rumusan kriteria oleh pemerintah kota yang ditetapkan dalam sebuah keputusan wali kota, sehingga punya pijakan mendistribusikan bantuan dampak Covid-19.

Pekerja seperti contohnya saja tukang ojek, seniman atau pemain organ tunggal, masyarakat yang memiliki warung minum, garin, guru honor, ibu kantin sekolah, dan pedagang yang terpaksa tutup akibat covid-19.

"Ada banyak lagi kriteria yang bisa dibantu dengan APBD Kota, dampak ekonomi segera dirumuskan pemko, Pansus II mendorong sebelum lebaran APBD kota dicairkan. APBD mengatasi dampak ekonomi, tapi kalau dampak sosial sudah dibantu Bansos Pusat dan BLT Provinsi," tutup Parmato Alam.

Sementara Edward DF menepis isu yang berkembang, dimana terkesan menyalahkan dinas sosial yang melakuka pendataan, Edward menilai adanya perubahan aturan yang berasal dari provinsi dan pusa membuat dinas bekerja keras mengulang-ulang.

"Dinas sosial sudah bekerja semaksimal mungkin, terlambatnya bantuan itu turun akibat perubahan aturan di atas dan di pusat," kata Erward DF.

Senada, Yernita mengapresiasi dinas sosial yang telah menjalankan tugas dengan baik di tengah tuntutan yang luar biasa selama pandemi Covid-19. Yernita juga berharap bantuan sepatnya bisa dicairkan pemko. Seluruh OPD harus ambil peran disini.

"Kita sebagai salah satu perwakilan wanita di DPRD sangat berharap suara wanita rawan ekonomi didengarkan karena mereka itu berhak mendapat bantuan, wanita yang mata pencahariannya berdagang dan terpaksa berhenti akibat Covid-19, apalagi kalau ada janda dengan banyak tanggungan yang kesusahan akibat pandemi ini," tutup Politikus Gerindra itu. *****rel/shand

Kouta Pupuk Subsidi di Pasbar Turun, Target Produksi Padi Tetap Stabil

By On Selasa, Mei 12, 2020


Pasbar Dapat Pertahankan Target Produksi Padi
Pasaman Barat, prodeteksi.com------Alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) untuk tahun 2020 ini, berkurang dari tahun sebelumnya. Meski demikian, diharapkan target produksi tanaman pangan masih stabil dan tidak mengalami penurunan hasil dibanding sebelumnya.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) Pasbar, Sukarli, Jumat (8/5/2020) menyebutkan, penurunan kouta atau jatah pupuk bersubsidi di Pasbar, dikarenakan ketersediaan pupuk secara nasional yang mengalami penurunan. 

Untuk diketahui, jelasnya alokasi subsidi pupuk secara nasional tahun 2020 sebanyak 7,94 juta ton dengan nilai Rp26,3 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding alokasi anggaran tahun 2019 sebesar Rp.29 triliun untuk 9,55 juta. Ini terjadi karena kebijakan Kementerian Keuangan yang memblokir alokasi sekitar 2,17 juta ton dengan alasan sesuai dengan validasi data lahan baku sawah dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) sekaligus kebutuhan pupuknya.

Sekaitan dengan itu untuk Pasbar , kouta pupuk bersubsidi mengalami penurunan yang cukup telak. Ia mencontohkan untuk Pupuk Urea misalnya, tahun 2019 ada 12.543 ton, sekarang hanya  8627 ton. Mengalami penurunan sekitar 4000 ton. 

Sedangkan kebutuhan pasbar sesuai RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang jumlahnya 2172 KK, dengan luas tanam padi sawah dan ladang 66350 Ha, membutuhkan ketersediaan pupuk jenis urea sebanyak 16.321  ton.

Sukarli, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Pasbar
“Memang kalau dibandingkan kebutuhan petani dengan ketersediaan pupuk subsid, sangat jauh kurangnya. Sebab, ketersediaan kouta hanya sekitar 50 persen. Karena, dari kebutuhan total 16.321  ton, kouta yang tersedia hanya 8.627 ton, “terang Sukarli.

Penurunan kouta subsidi pupuk ini lanjutnya, juga terlihat dari jenis pupuk lainnya. Seperti untuk jenis ZA, sekarang hanya tersedia 2289 ton, sedangkan sebelumnya 3239 ton. Phonska 7553 ton, sebelumnya 9854 ton, NPK sekarang 2264 ton sebelumnya 2672 ton

Dengan penurunan kouta tersebut, harapnya, penyalurannya diharapkan lebih tepat sasaran dan pengawasan harga juga mesti menjadi perhatian dari pihak terkait. Sehingga, tidak berdampak pada penurunan hasil produksi.

“Alhamdulillah sampai sekarang produksi tanaman pangan kita tidak turun. Bahkan kalau petani kita tidak menjual ke daerah luar, produksi padi kita akan surplus 2 bulan, “ paparnya.

Perhitungan sementara lanjutnya, dari luas panen tahun 2019 sebanyak 23499 Ha, produksi mencapa 128.322 ton. Dengan kalkulasi masa panen Januari sampai April 2020, total luas tanam 12452 Ha dengan hasil panen 49807 Ton, ditambah nantinya panen Mei Juni, maka akan surplus dan dapat dijadikan cadangan kebutuhan Pasbar hingga Oktober 2020.
     
Meskipun demikian, Sukarli menyebut Pasbar tetap akan mensuplai beras dari luar daerah sebagai cadangan. Namun tentunya untu menjamin ketersediaan beras, DTPHP pun mengimbau agar masyarakat mengurangi penjualan hasil panen ke luar daerah. ***irti z

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *