HEADLINE NEWS

Mendata BLT harus De Joure & Defakto agar Tepat Sasaran

By On Jumat, Mei 22, 2020

OPINI

Oleh
Baldi Pramana, SH. MK.n

Wabah penyakit seperti virus corona disease 19 bukanlah kejadian baru di bumi  ini. Dalam catatan sejarah peradaban dunia, pandemi seperti ini sudah beberapa kali terjadi. Bumi pernah mengalami epidemi pada tingkat yang paling dahsyat, namun tidak dengan tingkat efect sebesar saat ini. Wabah covid 19 memukul semua sektor ekonomi, PHK besar-besaran di berbagai sub sektor usaha, baik industri atau manufaktur, sektor perkebunan dan pertanian membuat petani menderita dikarenakan harga dan hasil panen anjlok. Atas dasar wabah covid 19 berdampak sistemik bagi semua kehidupan Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan untuk meringankan beban warga dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai BLT. 

Payung hukum BLT terdampak Covid 19 merujuk pada Peraturan Menteri Desa (Nagari) dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permendes PDTT) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, ini menjadi dasar juridis dan implementatif Bantuan Langsung Tunai (BLT) tersebut.

Pemerintah menyebutkan siap mengucurkan dana senilai Rp 22,4 triliun untuk 12.487.646 kartu keluarga miskin. Besaran dana ini sesuai arahan Presiden, yaitu 31 persen dari total Dana Desa 2020, Rp 72 triliun. Yang menjadi target atau sasaran penerima BLT paling utama keluarga miskin non Program Keluarga Harapan (PKH) atau masyarakat yang menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Selain itu, BLT juga akan diberikan pada keluarga yang belum mendapatkan manfaat Kartu Prakerja, kehilangan mata pencaharian, belum terdata bantuan pemerintah dan mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis. 

Yang menjadi pertanyaannya bagaimana mekanisme pendataan, penetapan dan penyaluran program BLT Dana Desa (Nagari) sehingga  tertunda-tunda, dibeberapa daerah data penerima  sangkarut marut dan menuai protes. Bahwa mekanisme pendataan BLT Dana Desa (Nagari) dilakukan oleh Relawan Covid-19/petugas nagari. Mereka bertugas pada lingkup RT/Jorong untuk mengumpulkan kartu keluarga, setelah data terkumpul,  hasilnya dimusyawarahkan dengan Bamus nagari dalam agenda khusus atau musyawarah insidentil dengan agenda, yaitu validasi dan finalisasi data. 

Setelah dilakukan validasi dan finalisasi pendataan BLT Dana Desa (Nagari) selanjutnya ditandatagani oleh Wali Nagari, dari hasil verifikasi dokumen tersebut  dilaporkan kepada Bupati  melalui Camat. Permasalah baru timbul dan akan mengundang klaim warga ketika BLT yang akan di salurkan Pemda kepada sasaran  tidak valid, artinya warga banyak yang mengeluh disebabkan data calon penerima BLT banyak over lapping, warga yang meninggal dunia masih tercantum, keluarga secara status sosial belum layak untuk mendapatkan dan lain-lain. Atas dasar permasalahan pendataan, penulis mencoba mengurai akar problematika pendataan BLT Dana Desa (Nagari) sehingga tertunda oleh beberapa faktor.

Pertama, karena sistem informasi administrasi keluarga miskin/pra sejahtera / kependudukan yang dikelola oleh Pemerintah Daerah (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil/ Pemnag/ Dinsos) dan Kementerian Dalam Negeri (Direktorat Jendral Administrasi Kependudukan) Kementrian Sosial/ Kemendes PDTT)  belum dapat diandalkan/ tersedia, jikapun tersedia dari segi cakupan, kemutahiran dan akurasi sangat jauh dari kondisi real, maka jangan heran apabila banyak data perima PKH, BPNT, E- warung hingga kartu prakerja masuk dalam daftar penerima BLT. 

Kedua, perlunya dianut sistem pendataan keluarga miskin/prasejahtera berkelanjutan  (continuous register or list), dalam undang-undang harus ada pasal yang mengatur tentang pendataan dan status sosial warga sebagai hak dasar mendapatkan jaminan bernegara. Andai data ini ada sistem pendataan ini diharapkan menjamin akurasi dan ketersedian data, karena pendaftaran keluarga miskin/ prasejahtera tidak selalu dimulai dari data mentah, namun hanya melanjutkan dari data yang telah ada. Jika tidak di pastikan kejadian yang sama akan terulang pada kesempatan yang lain. 

Ketiga, untuk melaksanakan tugas pemutakhiran data keluarga miskin sebagaimana dengan sistem pendataan diatas, pemberian tugas dan kewenangan penuh Pemda kabupaten beserta aparatnya, dalam hal in Nagari sebagai ujung tombak untuk melakukan pemutakhiran data keluarga miskin/pra sejahtera setiap tahun berdasarkan sistem informasi data sebelumnya. 

Keempat, tersedianya anggaran dalam jumlah dan waktu yang ditentukan, sebab persoalan keluarga miskin/prasejahtera sangat rumit. Salah satu sebab masalah kurang akuratnya data keluarga miskin/prasejahtera adalah oleh  keterbatasan dana melakukan pemutakhiran data keluarga miskin/prasejahtera. Untuk itu selain ketersedian dana dan waktu, Undang-undang tentang keluarga miskin/ prasejahtera perlu juga mengamanatkan definisi siapa keluarga miski/ prasejahtera sehingga ada jaminan untuk tersedianya data yang akurat. 

Kelima, partisipasi warga dalam mengkoreksi data penerima BLT berkelanjutan pada papan pengumuman di kantor Wali Nagari sehingga ada kroscek data termutakhir. Akurasi data di antaranya ditentukan oleh respons berupa masukan dan tanggapan dari masyarakat nagari, data di akses sebagai keterbukaan informasi publik. Data di umumkan bisa juga sebagai data sementara penerima BLT jika ada tanggapan dan masukan dari warga maka tugas nagari guna meneksekusi pencoretan setelah ada verifikasi di lapangan.

Sekarang, keadaan ini sudah berjalan selama tiga bulan, warga  berada dalam penantian, resah dan banyak yang prustasi dengan pertanyaan kapan virus covid 19 ini berakhir, mereka berharap ada bantuan langsung tunai dari pemerintah agar asap dapurnya tetap ngebul. Keadaan ini sudah lama, sebagai respon cepat turunkan saja   data hasil pemutahiran penerima BLT terkahir dari nagari, dengan catatan data tersebut oleh petugas nagari/relawan covid 19 wajib di kroscek dan disandingkan ulang dengan data lain sebagaiman aturan teknis dimana ada skala prioritas artinya mereka  mendata keluarga miskin/prasejahtera,  keluarga yang belum mendapatkan manfaat Kartu Prakerja, kehilangan mata pencaharian, belum terdata bantuan pemerintah dan mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun atau kronis. 

Petugas  secara dejure dan de fakto memastikan jika baik secara hukum/aturan/petunjuk teknis/sop pemberian BLT keluarga itu layak, begitu juga secara de fakto (verifikasi faktual) bahwa mereka juga layak mendapatkan BLT, meski anggaran untuk itu terbatas dan tidak semua keluarga bisa tercover tetapi ada skala prioritas. (Penulis : Pemerhati masalah Sosial, Politik, Hukum dan Bisnis Kabupaten Pasaman Barat)

Tak Ingin Sampah Membawa Wabah Penyakit, Warga Pasbar Ini Bergotongroyong

By On Minggu, Mei 17, 2020

Bersihkan Sampah Jaga Lingkungan Tetap Sehat
Pasaman Barat, prodeteksi.com- Berkaitan dengan banyaknya sampah bertebaran di sepanjang pinggir jalan dari Komplek Nuansa Ventura lingkungan Kampus Yaptip Pasaman Barat (Pasbar) menuju Pasar Simpang Ampek, yang berlangsung tahunan, membuat warga kembali bergotong royong membersihkannya, walau tak terelakkan dari aroma tak sedap dan menjijikkan serta menggangu pengguna jalan 

Tanpa menunggu perhatian Pemerintah Kenagarian Lingkung Aua dan juga Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pasbar, yang konon diharapkan turun tangan melalui petugas kebersihan. Namun, dengan spontan setelah diberitakan prodeteksi.com, Sabtu (16/5), dengan judul “Sampah Pasar Simpang Ampek Bertebaran, Pihak Nagari atau BLH Diharap 'Tidak Tutup Mata', maka hari ini, Minggu (17/5) sejumlah warga dengan sukarela turun ke lapangan melakukan pembersihan terhadao sampah berserakan karena dibuang warga tidak pada tempatnya.

“Benar, hari ini warga disini melakukan pembersihan sampah yang bertebaran, secara spontan dan satu persatu warga berdatangan karena prihatin dengan kondisi jalan yang berkubang sampah, “ kata Rommy Chandra, salah seorang tokoh masyarakat yang ikut bersama dalam kegiatan tersebut.

Dikatakan, puluhan warga yang bergotong royong tersebut melakukan  pembersihan di sekitar 300 meter panjang jalan yang bersampah. Sebab, di sekitar lokasi ini sudah dijadikan warga bagai tempat pembuangan akhir sampah. Ini pun telah berlangsung bertahun-tahun tanpa ada solusi atau kebijakan dari instansi terkait untuk antisipasi sampah tidak bertebaran sembarang tempat.

“Alhamdulilah setelah dikoordinasikan dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup Pasbar, akhirnya mobil pembuang sampah dari BLH datang yang dikenadarai Izul. Sehingga dapat membantu kami untuk mengevakuasi sampah - sampah yang telah terkumpul sebelumnya, “ Sebut Rommy.

Harapan warga komplek perumahan Nuansa Ventura adalah agar warga tidak membuang sampah lagi sembarang tempat. Sehingga mereka pun membuat himbauan pada masyarakat. Selain itu jelas Rommy, menjadi harapan warga agar jika ada petugas kebersihan untuk kiranya senantiasa menjaga lingkungan tetap bersih dan bebas sampah. 

PIhak BLH juga diharapkan mencari solusi dengan membuat Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA), yang dapat menampung sampah. Sebab, jika dibuang di jalan umum, dampaknya sangat merugikan masyarakat. Tidak saja pemandangan yang mengganggu, namun bisa berdampak membawa wabah penyakit, seperti DBD dan bisa mendatangkan virus, selain juga dapat menebar aroma busuk dan mengganggu pemakai jalan.

Kegiatan Goro tersebut juga dihadiri Wakil Ketua DPRD Pasbar, Endra Yama, Kadis Kominfo, Edi  Murdani, Camat Pasaman, Andre Afandi  dan warga komplek perumahan yang peduli lingkungan sekitar. ***zein/irtz

Sampah Pasar Simpang Ampek Bertebaran, Pihak Nagari atau BLH Diharap 'Tidak Tutup Mata'

By On Sabtu, Mei 16, 2020


Sampah Pasar Simpang Ampek Bertebaran Di Sepanjang Jalan
Pasbar, prodeteksi.com- Beberapa waktu terakhir ini, kondisi pasar Simpang Ampek Pasaman Barat, nampak kurang terawat dari segi kebersihan. Mungkinkah hal ini karena pengelola tidak lagi menjalankan tugas atau kurang peduli terhadap kebersihan, sebab sebagian lokasi pasar nampak bersampah dan terajdi cemaran lingkungan.

Padahal semestinya, sampah pasar dibuang di Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Malah  justru terlihat sampah bertebaran di sepanjang pinggiran jalan dan ditengah jalan aspal dari Perumahan Nuansa Ventura ataupun Komplek lingkungan kampus Yaptip Pasbar menuju Pasar tersebut.

Para pengendara mobil dan motor serta masyarakat sekitar, terlihat merasa jijik dengan pemandangan sampah, yang mesti mereka lihat sepanjang hari, baik saat akan berbelanja, melintasi jalan ataupun pulang berbelanja dari pasar.

Kepada media ini pada Sabtu (16/5), mereka berharap ada tindakan dari aparat pemerintah, BLH, ataupun pemerintah nagari Lingkuang Aua. Masyarakat sekitar, juga takut akan adanya wabah DBD, jika sampah semakin banyak bertumpuk di sepanjang jalan lingkungan perumahan mereka. 

Menurut warga, hendaknya jangan sampai pemerintah setempat, seakan tutup mata terhadap persoalan ini. Sebab, pemandangan sampah yang bertebaran di sepanjang jalan tersebut, sudah sering mereka lihat sejak lama bahkan sudah bertahun -tahun.

"Saya dan istri pernah terjatuh dari motor saat terlindas sampah makanan dalam plastik ketika pulang dari pasar. Kami berharap pemerintah nagari ataupun BLH Pasbar, tidak diam saja terhadap persoalan sampah, yang pastinya berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar", ujar Andi (42) warga Katimaha.

Lanjutnya, apalagi, masalah sampah yang bertebaran di sepanjang jalan ini, sudah berlangsung selama bertahun - tahun. Sudah seharusnya pemerintah nagari dan dinas terkait, turun tangan jangan tutup mata terhadap persolan ini", tambah Andi. (Zein/iz)

Terdampak Covid-19, Warga Domisili Simpang Ampek Terancam tak Mampu Lagi Beli Beras

By On Sabtu, Mei 16, 2020

Tak Mendapat Bantuan Terdampak Covid-19, Warga Domisili Simpang Ampek Resah
Pasbar, prodeteksi.com----Banyak para pedagang dan pekerja swasta dalam berbagai bidang usaha di Simpang Ampek Pasaman Barat, yang berasal dari luar daerah, kehidupannya sangat memiriskan hati. Betapa tidak, akibat terdampak wabah covid-19 mereka ada yang diberhentikan bekerja dan bagi yang masih bekerja penghasilan tak lagi mencukupi untuk pangan 

Bahkan informasi yang diperoleh, mereka telah kesulitan uang untuk beli beras. Kepada media ini Sabtu (16/5), mereka mengungkapkan bahwa, sejak adanya pandemi global covid- 19, pendapatan mereka sangat menurun drastis. Namun parahnya, mereka belum terdata untuk penrima bantuan sosial dari pemerintah.Padahal mereka telah terdaftar sebagai penduduk Pasaman Barat. 

Apalagi semenjak PSBB di terapkan, yang dibarengi dengan himbauan di rumah saja, otomatis penghasilan para pedagang merosot tajam. Sedangkan salah seorang karyawan marketing Doni (32), juga merasa sangat terdampak.

Pria yang berasal dari daerah Palembang ini, sudah 2 bulan diliburkan perusahaan, karena stock barang dari luar negeri distop masuk ke Indonesia. Sementara dirinya juga tak bisa pulang kampung dan berkumpul bersama keluarga.

"Saat ini saya tak lagi punya uang buat beli beras dan bertahan hidup. Mau pulang kampung juga tak bisa, saya merasa sangat putus asa. Saya berharap pemkab Pasbar, juga punya kepedulian terhadap kami yang berdomisili dan bekerja di daerah ini", ujar Doni dengan nada sedih.

Warga pusat kota Simpang Ampek Pasbar, yang kebanyakan adalah para pedagang dan pekerja swasta, umumnya berasal dari luar kabupaten ini. Diantaranya ada yang berasal dari Kota Bukittinggi, Pariaman, Pasaman dan bahkan, juga banyak yang berasal dari luar propinsi Sumatera Barat.

Dengan adanya larangan mudik dan pulang kampung selama PSBB, sedangkan warga domisili tersebut tetap butuh biaya untuk bertahan hidup. Tentunya persoalan ini, jadi perhatian serius, yang mesti dicarikan solusi oleh pemkab Pasbar dalam hal ini. (Zein/iz)

Erwin Yunaz:  Kasus Positif Covid-19,  Payakumbuh  Bertambah , Masyarakat Diminta Tetap Waspada

By On Kamis, Mei 14, 2020

Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh

Payakumbuh, prodeteksi.com - Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Payakumbuh Wawako H. Erwin Yunaz SE,MM, beserta jajaran Gugus Tugas lainnya kembali mengumumkan adanya penambahan kasus positif Covid 19 di Payakumbuh melalui video conference bersama awak media, Kamis (14/5) dikantor Balai Kota. 

"Hari ini bertambah satu orang warga payakumbuh positif covid 19, berdasarkan hasil pemeriksaan sampel Swab dari Laboratorium Kedokteran UNAND," kata Wawako 

Dikonfirmasi, Satu orang yang positif tersebut inisial "DP" (45th) Perempuan, Alamat Kelurahan Padang Tangah Payobadar Kec.Payakumbuh Timur, yang kesehariannya berjualan barang harian.

"Trakingnya masih satu klaster dengan yang lama, dari M , dengan bertambahnya satu kasus positif covid 19 hari ini, maka Payakumbuh tercatat sudah 13 orang positif Covid 19," terang bakhrizal

Kadinkes dr.Bahkrizal menyampaikan  "DP" (45 th) hari ini akan kita kirim ke Kota Padang untuk pengobatan lebih lanjut.

Wawako Erwin Yunaz menghimbau kepada semua masyarakat Payakumbuh untuk tetap waspada "Stay At Home", tetap jaga kebersihan, rajin cuci tangan dan pakai masker serta terapkan Phisical Distancing jaga jarak.

Inshaallah, dan kita berdoa kepada Allah SWT agar wabah yang telah menjadi musibah ini segera berakhir. tutup Erwin (shand)

Hikmah di Tengah Wabah Covid-19,  Ego Petinggi Limapuluh Kota Mencair ?

By On Kamis, Mei 14, 2020


Bupati Limapuluh Kota
Limapuluh Kota, prodeteksi.com-- Miss komunikasi antara Bupati Limapuluh Kota dan Wakil Bup, Ferizal Ridwan dan Ketua DPRD, Deni Asra, berselang tiga hari lalu, agaknya mencair.

Pasalnya, terekam dari diumumkan Jumlah positif corona di Limapuluh Kota naik jadi 8 kasus, per Kamis (14/05/2020). membuat ego tiga penguasa Luak Bungsu tersebut terlihat mencair.

Seperti dikutip inikata.id, "Wabup Limapuluh Kota Ferizal Ridwan mengaku, sudah melapor ke Ketua Gugus Tugas Limapuluh Kota Irfendi Arbi. 

Sementara, Ketua DPRD Limapuluh Kota, Deni Asra bersama jajaran telah agendakan pemanggilan terhadap bupati selaku Ketua Tim Gugus Tugas Pencegahan Covid 19, guna dimintakan tanggapan serta solusi bersama jalan keluar bebaskan masyarakat dari kepanikan serta rasa takut merebaknya wabah virus corona disease 2019 di seantero jagad ini.

"Saran kami, harusnya Ketua Gugus segera rapat dengan seluruh Forkompimda dan membuat rencana aksi dan mitigasi, Kita harus segera lakukan tracking dan tracking," sebut Ferizal.

Juru bicara Satgas Covid 19 Sumatera Barat, Jasman Rizal, dalam siaran persnya sebutkan, " Di Sumbar, positif corona menjadi 371 orang. "Ada dua tambahan kasus di Limapuluh Kota," 

Kedua tambahan kasus hari ini di Limapuluh Kota, merupakan hasil swab dari bahan yang dikirim sebelumnya.

Sementara, Dr. dr. Andani Eka Putra, MSC, Kepala Labor Biomedika RS Unand,  semakin banyak didapat hasil positif oleh Swab, artinya semakin berhasil melakukan antisipasi.

"Intinya adalah, perbanyak swab, agar memudahkan dalam penanganan covid-19," sebut dr Andani, seperti yang disampaikan Jasman Rizal.

Disebut Andani, hasil ini memberikan dua indikasi. Yakni pemutusan rantai telah berjalan sesuai alur, yg ditandai dengan banyaknya ODP dan OTG positif.

Kemudian, penyebaran virus cukup cepat di populasi. "Dimana-mana untuk tracking dilakukan kepada orang yang pernah kontak dengan pasien, minimal seminggu sebelumnya," jelas dia.

Jika ada 1 orang positif, diharapkan minimal 100 orang di swab. "Harus segera dilakukan swab sebanyak-banyaknya," simpul dr Andani. (SN)

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *