Kado Ultah ke 55 Ikhwanri, Ini Pemikirannya Terkait Tingginya Angka Anak Tidak Sekolah di Pasbar
On Jumat, Oktober 17, 2025
![]() |
DR. IKHWANRI |
Pasaman Barat, prodeteksi.com --- Dimomen spesial Ulang Tahun (Ultah) ke-55 hari ini (17/10) Doktor Ikhwanri putra Jorong Simpang Kenagarian Koto Nan Duo Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat ingin menyampaikan buah pikirannya terhadap dunia pendidikan khususnya tingginya data Anak Tidak Sekolah (ATS) di kabupaten Pasaman Barat.
Mungkin tidak salah rasanya bila pria ini dijuluki sebagai pemerhati pendidikan karena secara akademik memang sudah menamatkan jenjang Strata 3 (S3) Doktor Ilmu Pendidikan pada Universitas Negeri Padang tahun 2014 silam.
Selain itu sejak tahun 2005 hingga saat ini ia juga masih aktif dan tercatat sebagai tenaga Dosen dengan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) pada STAI Yaptip Pasaman Barat.
Bahkan ia juga merupakan pembina Yayasan Taruna Al-Munir yang menaungi SMA Taruna Al-munir beralamat di Lembah Binuang kecamatan Pasaman kabupaten Pasaman Barat.
Sebagaimana dikutip dari data yang dirilis oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) hari Kamis pukul 09.30 tanggal 16 Oktober tahun 2025 bahwa sebanyak 5.520 (lima ribu lima ratus dua puluh) orang anak Pasaman Barat tidak sekolah, artinya anak-anak tersebut seharusnya masih tercatat dibangku sekolah namun ternyata tidak lagi bersekolah.
Permasalahan ATS ini sudah tidak rahasia umum lagi, terpublikasi bahwa data ATS kabupaten Pasaman Barat berada pada peringkat 18 dari 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Cukup tinggi memang dan perlu perhatian serius untuk mengintervensinya secara baik meski di tengah himpitan anggaran yang sulit.
Dari permasalahan tersebut Ikhwanri ingin memberikan sumbang saran sebagai kado spesial pada ulang tahunnya ke 55 ini demi kemajuan dunia pendidikan khususnya mengatasi tingginya angka ATS di Pasaman Barat dengan langkah-langkah sebagai berikut;
a) Lakukan verifikasi dan validasi (verval) terhadap data yang telah dikeluarkan Pusdatin Kemendikbudristek tersebut.
Dalam hal ini Dinas Pendidikan diharapkan dapat melibat seluruh jajarannya hingga level sekolah untuk melakukan verval. Karena belum tentu pula seluruh data ATS yang dikeluarkan Pusdatin Kemendikbudristek tersebut merupakan anak tidak sekolah. Bisa jadi setelah diverval ternyata data tersebut masih banyak penyimpangannya. Menurut Ikhwanri tahap awal adalah memastikan bahwa data tersebut dapat dipercaya dengan melakukan verval. Karena bisa jadi pelaporan oleh admin disekolah tidak akurat. Bila data sudah diverval tentunya data tersebut bisa saja berkurang ataupun bertambah. Data yang sudah diverval inilah yang akan diintervensi dengan program dan kegiatan nantinya.
b) Mendorong partisipasi orang tua.
Merobah cara berfikir orang tua dalam membimbing dan mengarahkan anak-anaknya untuk bersekolah merupakan langkah yang perlu ditindaklanjuti dengan kegiatan yang terukur. Lakukan kelas parenting, diskusi terpumpun, serta sosialisasi guna memperluas wawasan orang tua tentang pentingnya arti pendidikan bagi anak-anaknya.
c) Tingkatkan aksesibilitas pendidikan.
Setiap anak berhak mendapatkan akses yang mudah dan terjangkau ke dunia pendidikan. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa tidak ada lagi anak yang terhalang dari perolehan pendidikan yang layak. Penyediaan transportasi yang terjangkau, beasiswa, dan bantuan personal pendidikan adalah beberapa langkah efektif yang harus ditempuh untuk menjembatani kesenjangan aksesibilitas pendidikan.
d) Tingkatkan kesempatan bagi anak untuk memperoleh pendidikan non formal.
Bagi anak-anak yang terkendala mendapatkan pendidikan formal tentunya perlu diintervensi dengan pemberian kesempatan yang luas untuk memperoleh pendidikan pada jenjang non formal. Melalui pendidikan non formal diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk meningkatkan kompetensi, mengasah keterampilan, dan meraih cita-citanya.
Masih menurut Ikhwanri, minimal perlu dilakukan keempat langkah di atas untuk mengatasi ATS di Pasaman Barat. Sehingga dengan mengatasi ATS ini berarti sudah berpartisipasi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Semoga Pasaman Barat mampu menekan angka ATS-nya dengan baik....Aamiin. **** i