HEADLINE NEWS

42 KK Petani Sawah Gunung Tuleh Terdampak Bencana, Menunggu Perhatian Pemkab Pasbar

IKLAN

Camat Gunung Tuleh, Randy Hermawan


Pasaman Barat, prodeteksi.com----Bencana gagal panen pada sejumlah areal persawahan warga di Jorong Guo dan Siligawan Gadang Nagari Persiapan Seberang Kenaikan Kecamatan Gunung Tuleh Kabupaten Pasman Barat, dikabarkan belum mendapat perhatian  serius dari instansi terkait di tingkat kabupaten.

Padahal data yang diperoleh menyebutkan,  kerusakan persawahan warga akibat bencana banjir yang terjadi awal Oktober 2020, sebenarnya telah dilaporkan oleh UPT Pertanaian dan Camat Gunung Tuleh ke instansi terkait, mulai dari Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, BPBD, Baznas dan sejumlah lembaga pemerintah lainnya.

Kerusakan Lahan Perswahan di Gunung Tuleh

Adapun data bencana meluapnya Sungai Seberang Kenaikan yang terjadi pada tanggal 6 Oktober 2020, telah menerpa sawah warga yang luasnya 20 Ha. Ada yang rusak ringan, sedang dan berat yang mengakibatkan gagal panen.

Setidaknya hal ini dialami 42 Kepala Keluarga (KK) dengan dua kelompok tani. Masing-masing adalah Kelompok Tani Suka Maju yang beranggotakan 24 KK dan Kelompok Tani Usaha Subur dengan anggota 18 KK.

Berdasarkan surat Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Gunung Tuleh tanggal 7 Oktober 2020 yang ditujukan pada Dinas Tanaman Pangan Pasbar, tercatat 2 Hektar (Ha) komoditi tanaman Padi  dan 0,5 Ha Tanaman Kacang Tanah mengalami puso atau gagal panen. Kemudian total luas lahan yang rusak sedang dan berat mencapai 7,5 Ha. Sedangkan rusak ringan mencapai 5 Ha.


Berbeda dengan data yang diupload Dinas Pertanian dalam sebuah akun di medsos, menyebutkan bahwa lahan sawah petani yang terdampak banjir di Jorong Guo, seluas total 5 Ha mengalami rusak berat dan gagal panen , kerusakan ringan total 2 Ha. Sedangkan di Jorong Siligawan Gadang terjadi kerusakan berat dan gagal panen seluas 2 hektar. Serta Tanaman Kacang Tanah seluas 2 Ha mengalami  puso alias  tidak mengeluarkan hasil.  

Namun dikabarkan, sampai berita ini diterbitkan belum ada respon dan perhatian serius dari pemerintah kabupaten. Terutama terkait upaya solusi, bantuan atau program lainnya untuk membantu petani di sana.

"Kejadian terkait kerusakan lahan  pertanian warga dan kasus gagal panen itu telah kita laporkan ke dinas terkait, seperti Dinas Pangan, Dinas Sosial dan BPBD serta Baznas, " kata Camat Gunung Tuleh, Randy Hermawan, saat dikonfirmasi media ini, Kamis (15/10/2020).


Lanjutnya, masyarakat berharap semoga OPD terkait bisa membantu petani yang terkena dampak bencana. Sebab, rata-rata petani yang terdampak itu mempunyai nilai ekomoni yang lemah dan berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Harapan masyarakat tentunya bisa memperoleh bantuan dari pemerintah. Termasuk juga harapan adanya program normalisasi sungai di Jorong Guo yang kerap meluap dan banjir ketika musim penghujan, "sebut camat.

Namun camat megakui belum adanya respon dari instansi terkait. Mungkin masih dalam proses pembahasan oleh instansi tersebut.

Sejumlah warga khawatir, jika hal ini tidak cepat diatasi dan dicarikan solusinya, maka masyarakat petani akan semakin kesulitan terkait kesediaan pangan. Bahkan bisa mengancam terjadinya indikasi kelaparan. 

Kepala Dinas Pertanian Pasbar, Sukarli mengatakan, pihaknya memang telah mendata. Namun untuk selanjutnya diteruskan ke instansi yang lebih terkait.

"Dinas Pertanian hanya mendata kerusakan dan menganjurkan petani untuk ikut program Asuransi Usaha Tani. Kemudian kita meneruskan laporan masyarakat ke Dinas Pangan, "jelas Sukarli.***irti z





Previous
« Prev Post
Show comments
Hide comments

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *